Senin, 30 April 2012

EKONOMI PEMBANGUNAN II - PERTEMUAN IV

EKONOMI PEMBANGUNAN II
Materi Pertemuan IV
Oleh: Suprianto

Pertumbuhan Penduduk
dan Pembangunan Ekonomi: Penyebab, Konsekuensi,
dan Kontroversi

         Abad 21, total penduduk dunia diperkirakan mencapai 6,1 miliar jiwa.
         Proyeksi PBB, penduduk dunia akan mencapai lebih dari 9,2 miliar jiwa pada tahun 2050 sebelum pada akhirnya mencapai 11 miliar jiwa pada 2200.
         Lebih dari 90 persen jumlah penduduk tersebut menghuni negara-negara berkembang.
         Setiap tahunnya sekitar 80 juta manusia baru lahir dan menambah jumlah penduduk dunia yang kini sudah berjumlah miliaran jiwa. 97 persen berasal dari negara-negara Dunia Ketiga.

Masalah Pokok: Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup
         Masalah pertumbuhan penduduk bukanlah sekedar masalah jumlah, tetapi juga menyangkut kepentingan pembangunan serta soal kesejahteraan/perbaikan taraf hidup umat manusia secara keseluruhan yang meliputi perbaikan tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan umum, serta termasuk pula peningkatan kepercayaan diri, rasa hormat, harga diri, dan kebebasan untuk memilih.

Beberapa Masalah Paling Mendasar dan Penting
1.      Mampukah negara-negara Dunia Ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya di tengah sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk, baik yang ada pada saat ini maupun proyeksinya untuk masa-masa mendatang? Lantas sampai berapa jauhkah laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat itu akan menyulitkan upaya-upaya pemerintahan negara-negara Dunia Ketiga dalam mengadakan pelayanan  dan berbagai fasilitas sosial yang bersifat mendasar bagi penduduknya, yakni seperti perumahan, sarana transportasi, sanitasi, dan keamanan?
2.      Apa yang harus dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk mengatasi ledakan pertambahan angkatan kerjanya yang begitu besar di masa-masa mendatang? Apakah akan tersedia cukup banyak lapangan pekerjaan, atau apakah pemerintahan negara-negara berkembang itu hanya akan berusaha menjaga agar tingkat pengangguran tidak meningkat?
3.      Apa sajakah implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di negara-negara miskin terhadap peluang mereka untuk meringankan penderitaan penduduknya yang diakibatkan oleh kemiskinan absolut? Apakah persediaan pangan dunia dan distribusinya sudah cukup memadai, bukan hanya untuk mengimbangi lonjakan pertumbuhan penduduk dalam dekade-dekade mendatang saja, tetapi juga untuk memperbaiki kualitas dan kecukupan gizi bagi seluruh umat manusia?
4.      Berdasarkan perkiraan pertumbuhan penduduk, apakah negara-negara berkembang mampu memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan serta sistem  pendidikan yang ada, sehingga setiap orang setidaknya memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan juga pendidikan dasar?
5.      Sampai seberapa jauhkah rendahnya taraf kehidupan masyarakat menjadi sebuah faktor penting yang membatasi kebebasan para orang tua untuk menentukan besar atau kecilnya jumlah anggota keluarga mereka? Apakah memang ada sesuatu hubungan yang nyata dan signifikan antara tingkat kemiskinan dan besarnya jumlah anggota keluarga?

Taksiran Pertumbuhan Penduduk Dunia Sepanjang Masa
Tahun
Taksiran Jumlah Penduduk
(dalam Jutaan)
Taksiran % Kenaikan Tahunan dalam Periode yang Diobservasi
10.000 SM
5

1 Masehi
250
0,04
1650
545
0,04
1750
728
0,29
1800
906
0,45
1850
1.171
0,53
1900
1.608
0,65
1950
2.576
0,91
1970
3.698
2,09
1980
4.448
1,76
1990
5.292
1,73
2000
6.090
1,48
2050 (Proyeksi)
9.036
0,45
Sumber: Warren S. Tompson dan David T. Lewis (dalam Todaro)

Laju Pertumbuhan Penduduk Dunia dan Periode Pelipatan
Periode
Taksiran Laju Pertumbuhan (%)
Periode Pelipatan (tahun)
Awal kemunculan manusia dalam catatan sejarah
0,002
36.000
1650 – 1750
0,3
240
1850 – 1900
0,6
115
1930 – 1950
1,0
72
1960 – 1980
2,3
31
Sekarang
1,3
54












Sumber: Warren S. Tompson dan David T. Lewis (dalam Todaro)
     Sebelum tahun 1650, dunia memerlukan waktu 36.000 tahun, atau sekitar 1.400 generasi, guna melipatgandakan jumlah penduduknya. Sekarang, hanya diperlukan waktu kurang dari 53 tahun, atau dua generasi, untuk menambah jumlah penduduk dunia hingga dua kali lipat. Apabila pada periode sejak tahun tahun pertama sesudah Masehi hingga saat terjadinya revolusi industri dunia memerlukan waktu kurang lebih 1.750 tahun guna menambah jumlah penduduknya sebanyak 480 juta jiwa, sekarang hanya diperlukan waktu 6 tahun saja.
         Latar belakang atau penyebab utama terjadinya perubahan tren kependudukan secara mendadak selama perjalanan sejarah, baik naik ataupun turun, sangat dipengaruhi oleh dampak dari berbagai masalah yang menimbulkan gejolak yang berisiko hilangnya nyawa serta lonjakan kematian manusia secara besar-besaran seperti musibah kelaparan, wabah penyakit, kekurangan gizi, dan perang berskala besar merupakan kondisi yang menyebabkan tingkat kematian berfluktuasi dan tinggi. Sejak abad kedua puluh, sebagian besar masalah tersebut telah dapat diatasi oleh kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi. Sebagai konsekuensinya, tingkat kematian menurun begitu cepat.
         Dengan demikian jelaslah bahwa penurunan angka mortalitas (human mortality) atau tingkat kematian manusia yang disebabkan oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat dalam dunia kedokteran dan farmasi atau obat-obatan serta meluasnya metode sanitasi modern ke seluruh penjuru dunia, terutama salam lima puluh tahun terakhir ini, merupakan penyebab pokok melonjaknya laju pertumbuhan penduduk dunia secara mendadak, khususnya di negara-negara Dunia Ketiga. Sebagai contoh, tingkat kematian di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menurun sampai 50 persen selama 30 – 40 tahun terakhir ini, sedangkan tingkat kelahirannya baru mulai turun.
         Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata, baik menurut wilayah geografis, tingkat kelahiran dan kematian, maupun menurut struktur usia.
         Lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara berkembang dan kurang dari seperempatnya bermukim di negara-negara maju.
         Distribusi penduduk dunia tahun 2003 (total penduduk 6.313 miliar jiwa): Eropa 12%, Afrika 14%, Amerika Utara 5%, Amerika Latin 9%, Asia Oceania 60%.
         Predikis tahun 2050 (total penduduk 9.198 miliar jiwa): Eropa 7%, Afrika 20%, Amerika Utara 5%, Amerika Latin 9%, Asia Oceania 59%.

Lima Belas Negara dengan Jumlah Penduduk Paling Besar dan Kenaikannya Per Tahun
Peringkat
Negara
Jumlah Penduduk 2003 (Jutaan)
Tingkat Kenaikan (%)
1
Cina
1.289
0,6
2
India
1.069
1,7
3
Amerika Serikat
292
0,6
4
Indonesia
221
1,6
5
Brasil
177
1,3
6
Pakistan
149
2,7
7
Bangladesh
147
2,2
8
Rusia
146
-0,7
9
Nigeria
134
2,8
10
Jepang
128
0,1
11
Meksiko
105
2,4
12
Jerman
83
-0,1
13
Filipina
82
2,2
14
Vietnam
81
1,3
15
Mesir
72
2,1

Struktur Kependudukan Dunia
    Tahun 2003, jumlah seluruh penduduk dari kelima belas negara tersebut mencapai lebih dari 40% penduduk dunia.
  Meskipun negara-negara itu berasal dari semua benua, termasuk kawasan-kawasan maju maupun kawasan-kawasan yang masih terbelakang, ada sebagian di antaranya yang perlu mendapat perhatian khusus karena lonjakan jumlah penduduknya sangat luar biasa, seperti India, Indonesia, Brasil, Bangladesh, Pakistan, dan Nigeria secara bersama-sama memberikan tambahan penduduk kepada dunia dalam jumlah yang lebih besar daripada yang diberikan oleh sebagian besar negara maju.

Tren Tingkat Kelahiran dan Kematian
      Secara kuantitatif, tingkat pertambahan penduduk (rate of population increase) dihitung atas dasar persentase kenaikan relatif (atau persentase penurunan, yakni dalam kasus pertambahan penduduk yang negatif) dari jumlah penduduk neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami (natural increase) dan migrasi internasional neto (net international migration).
         Adapun yang dimaksud dengan pertambahan alami adalah selisih antara jumlah kelahiran dan kematian di suatu negara, atau selisih antara fertilitas dan mortalitas.
         Migrasi internasional neto adalah selisih antara jumlah penduduk yang beremigrasi dan berimigrasi.
         Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara maju dan dinegara-negara sedang berkembang hanya dapat dijelaskan atas dasar kenyataan baha tingkat kelahiran (fertilitas) di negara berkembang umumnya jauh lebih tinggi daripada yang ada di negara-negara maju.Di samping itu, tingkat kematian (mortalitas) di negara-negara Dunia Ketiga ini juga jauh lebih tinggi.
         Meskipun demikian, selisih tingkat kematian tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan selisih tingkat kelahiran.
         Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di negara-negara sedang berkembang dewasa ini mencapai tingkat yang sedemikian tinggi yakni sekitar 1,3% per tahun (1,6% jika tidak termasuk Cina), sedangkan rata-rata laju pertumbuhan natural penduduk negara-negara maju sekitar 0,1 persen.

Penurunan Angka Kelahiran
         Dalam dekade terakhir, angka kelahiran di negara-negara miskin, seperti Bangladesh dan sebagian besar negara-negara di Afrika sub-Sahara, mengalami penurunan yang signifikan
         Penurunan ini adalah hasil dari konstribusi yang tidak kecil dari semakin meluasnya ketersediaan program keluarga berencana
       Total Tingkat Fertilitas atau total fertility rate (yaitu, rata-rata jumlah anak yang akan dimiliki oleh seorang wanita dengan mengasumsikan bahwa tingkat kelahiran saat ini tetap konstan selama masa produktif wanita tersebut, yaitu usia 15-49 tahun) masih sangat tinggi di Afrika sub-Sahara (5,6) dan Asia Barat (3,7).
        Sementara negara berkembang lainnya, total fertility rate sudah menurun. Kolombia (2,7); Indonesia (2,6); Jamaika (2,4); Meksiko (2,8); dan Thailand (1,7).
         Kesenjangan tingkat kematian antara negara-negara maju dan berkembang semakin lama semakin kecil. Penyebab utamanya adalah membaiknya kondisi-kondisi kesehatan di seluruh negara-negara dunia ketiga.
         Rangkaian kampanye vaksinasi guna mencegah penyakit menular seperti malaria, cacar, penyakit kuning,  dan kolera, serta peningkatan  fasilitas kesehatan umum, penyediaan air bersih, perbaikan gizi, serta pendidikan masyarakat yang telah dijalankan dalam kurun waktu 25 sampai 30 tahun terakhir ini berhasil menurunkan tingkat kematian sebesar 50% di kawasan Asia dan Amerika Latin dan lebih dari 30% di Afrika dan Timur Tengah.
       Selisih kesenjangan antara negara maju dan berkembang dalam usia harapan hidup itu telah mengalami penurunan tajam selama dekade terakhir.
       Usia harapan hidup dari setiap bayi yang lahir (life expetancy at birth) pada tahun 1950 di negara-negara Dunia Ketiga rata-rata berkisar antara 35-40 tahun, sedangkan di negara-negara maju mencapai 62-65 tahun.
     Namun pada tahun 1980, ketimpangan tersebut telah berkurang menjadi 16 tahun berkat meningkatnya usia harapan hidup di negara-negara berkembang menjadi 56 tahun (naik 42%), sedangkan di berbagai negara industri maju hanya mengalami kenaikan sebesar 13%, menjadi 72 tahun.
   Dewasa ini, karena tingkat kematian bayi (infant mortality rates) yang relatif masih tinggi dan mewabahnya penyakit AIDS, maka usia harapan hidup penduduk di Afrika sub-Sahara terhitung paling rendah, yaitu hanya 46 tahun. Bandingkan dengan angka yang ada di negara-negara berpendapatan tinggi yang rata-rata telah mencapai 78 tahun.
        Namun demikian, bagi kebanyakan negara-negara berkembang, tingkat kematian bayi (infant mortality rates) telah mengalami penurunan selama beberapa dekade lalu, sehingga harapan hidup menjadi lebih lama.
         Di Asia Timur dan Amerika Latin, usia harapan hidup telah mencapai 69 dan 71 tahun.

Struktur Usia dan Beban Ketergantungan
       Dewasa ini penduduk dunia pada umumnya terdiri dari manusia berusia muda, khususnya di negara-negara Dunia Ketiga (lebih dari 31% terdiri dari anak-anak di bawah 15 tahun), sedangkan di negara-negara maju jumlah generasi mudanya hanya 18% dari total jumlah penduduknya.
       Di negara-negara yang memiliki struktur usia seperti itu, rasio ketergantungan pemuda (youth dependency ratio) sangat tinggi, yakni perbandingan antara pemuda berusia di bawah 15 tahun yang tentunya belum memiliki pendapatan sendiri, dengan orang-orang dewasa yang aktif atau produktif secara ekonomis berusia 15 hingga 64 tahun.
      Hal itu berarti angkatan kerja di negara-negara berkembang harus menanggung beban hidup anak-anak mereka yang besarnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan angkatan kerja di negara-negara kaya.

Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
     Fenomena ketergantungan penduduk berusia muda ini selanjutnya menimbulkan konsep lain yang tidak kalah pentingnya, yakni apa yang disebut sebagai momentum pertumbuhan populasi/penduduk yang tersembunyi (hidden momentum of population growth).
      Agaknya salah satu aspek pertumbuhan penduduk yang paling sulit dipahami adalah kecenderungannya untuk terus-menerus mengalami peningkatan.
   Pertambahan penduduk mempunyai kecenderungan untuk terus melaju; seolah-olah laju pertumbuhan penduduk tersebut mengandung suatu daya gerak (momentum) internal yang kuat dan tersembunyi.
         Ada dua alasan pokok yang melatarbelakangi keberadaan daya gerak tersembunyi ini.
1)    Tingkat kelahiran itu tidak mungkin diturunkan hanya dalam waktu singkat. Kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan institusional yang mempengaruhi tingkat fertilitas yang telah ada dan bertahan selama beraban-abad tidak mudah hilang begitu saja hanya karena himbauan dari para pemimpin nasional.
2)     Struktur penduduk usia muda di negara sedang berkembang masih tinggi. Tahun 1998 terdapat lebih dari 2 miliar penduduk muda di bawah 20 tahun dan lebih dari 400 juta remaja antara 15-19 tahun. Dalam satuan pertumbuhan penduduk masa mendatan, jumlah penduduk remaja yang akan melahirkan dapat mencapai 18%-24% dari seluruh remaja di negara-negara berkembang.

Penurunan Angka Kelahiran
: Terkait dengan Kemiskinan
·         Tentunya penurunan ini tidak terlepas dari upaya sinergis yang dilakukan oleh negara-negara maju dalam menyediakan bantuan pembangunan yang diperluas,
terutama upaya-upaya yang difokuskan pada kebutuhan dan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan secara
besar-besaran, karena kemiskinan masih menjadi penyebab terbesar dari angka kelahiran yang tinggi

Penurunan Angka Kelahiran: Menyiapkan Pembangunan Selanjutnya
·         Perubahan ini membantu menyiapkan fase selanjutnya bagi kemungkinan suksesnya usaha pembangunan pada tahun-tahun selanjutnya

1 komentar: