Jumat, 06 April 2012

EKONOMI PEMBANGUNAN II - MATERI III


EKONOMI PEMBANGUNAN II
Materi Pertemuan III
Oleh: Suprianto

Model Kontemporer Pembangunan
dan Keterbelakangan
(Lanjutan...)

Teori Pembangunan Ekonomi Cincin-O (O-ring theory) dari Kremer
  • Model lain yang inovatif dan berpengaruh pada dekade 1990-an, yang memberikan wawasan penting mengenai jebakan ekuilibrium tingkat-rendah, yaitu karya Michael Kremer. Ia mengatakan bahwa produksi modern mensyaratkan bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan dengan baik dan bersama-sama, agar masing-masing dapat menghasilkan nilai yang tinggi.
  • Fitur kunci dari model cincin-O ini adalah caranya membuat model produksi dengan komplementaritas antar input yang kuat.
  • Misalkan saja proses produksi dipecah-pecah menjadi n tugas. Terdapat banyak cara untuk melaksanakan tugas-tugas ini, yang untuk sederhanya kita tentu memerlukan tingkat keterampilan. Jika tingkat keterampilannya semakin tinggi, maka akan semakin besar kemungkinan tugas tersebut akan diselesaikan dengan sempurna (yang artinya, bagian-bagian yang diciptakan di dalam tugas ini tidak akan gagal berfungsi).
  • Untuk menyederhanakan masalah, asumsikan bahwa kesalahan seorang pekerja sama sekali tidak mempengaruhi pekerja yang lain, atau independen.
  • Salah satu fitur paling penting dari fungsi produksi dalam teori ini adalah apa yang disebut sebagai pencocokan pemilihan positif (positive assortative matching). Hal ini berarti bahwa para pekerja yang mempunyai keterampilan tinggi akan bekerja bersama, dan pekerja yang berketerampilan rendah pun akan bekerja bersama.
  • Ketika menggunakan model ini untuk membandingkan perekonomian, jenis pencocokan seperti ini berarti bahwa produk bernilai tinggi akan terkonsentrasi di negara-negara yang mempunyai keterampilan yang bernilai tinggi.
Implikasi Teori Pembangunan Ekonomi Cincin-O (O-ring theory) dari Kremer
  1. Perusahaan cenderung untuk mempekerjakan karyawan yang mempunyai keterampilan yang serupa untuk melakukan tugas-tugas mereka.
  2. Pekerja yang melakukan tugas yang sama di perusahaan berketerampilan tinggi akan mendapatkan upah yang lebih tinggi daripada rekannya di perusahaan berketerampilan rendah.
  3. Karena kenaikan upah berlangsung dengan tingkat yang semakin tinggi, tingkat upah akan jauh lebih tinggi di negara-negara maju dari pada yang diramalkan menurut ukuran keterampilan yang objektif. 
  4. Jika pekerja dapat meningkatkan keterampilan mereka dan melakukan investasi seperti itu, dan jika mereka memang berkepentingan untuk melakukannya, mereka akan mempertimbangkan tingkat investasi sumber daya manusia yang dilakukan oleh pekerja lain sebagai komponen dari keputusan mereka mengenai seberapa banyak keterampilan yang harus diperoleh. Dengan kata lain, ketika orang-orang disekitar kita mempunyai keterampilan rata-rata yang lebih tinggi, kita akan mempunyai insentif yang lebih besar untuk memperoleh lebih banyak keterampilan. 
  5. Seorang dapat terjebak dalam jebakan kualitas produksi yang rendah yang meliputi seluruh perekonomian. Hal ini akan terjadi jika terdapat efek cincin-O antar perusahaan maupun di dalam sebuah perusahaan. 
  6. Efek cincin-O memperbesar dampak kemandegan (bottleneck) produksi lokal karena kemandegan seperti itu mempunyai  efek berganda pada produksi yang lain. 
  7. Kemandegan juga mengurangi insentif para pekerja untuk berinvestasi dalam meningkatkan keterampilan, dengan menurunkan hasil yang diharapkan dari investasi ini.
Keterbelakangan: Pemahaman dan Penanganan
  •  Tujuan teori pembangunan ekonomi tidak hanya untuk memahami keterbelakangan namun juga untuk merancang kebijakan yang efektif guna menanganinya
Keterbelakangan: Analisis Kegagalan Koordinasi
  • Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan sejumlah pelajaran penting yang menyeluruh untuk pembuatan kebijakan
  • Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya kegagalan pasar, yang mempengaruhi prospek keberhasilan pembangunan ekonomi, secara lebih luas dan lebih dalam daripada yang telah dipahami sebelumnya
  • Analisis ekonomi konvensional tentang monopoli, eksternalitas polusi, dan kegagalan pasar yang lain menyajikan "kerugian segitiga beban baku (deadweight triangle losses)" yang konsekuensinya relatif kecil
  • Masalah kegagalan koordinasi dapat menimbulkan efek yang lebih jauh jangkauannya dan, sebagai konsekuensinya, lebih mahal
  • Contoh kasus kegagalan koordinasi: Sejumlah investor potensial gagal mempertimbangkan efek pendapatan dari upah yang mereka bayarkan; Muncul interaksi dari berbagai perilaku yang sedikit terdistorsi; Timbul distorsi yang sangat besar, sampai pada kegagalan proses industrialisasi secara langsung
  • Pengetahuan mengenai konsekuensi kegagalan koordinasi ini menimbulkan besarnya manfaat potensial atas peran aktif pemerintah di dalam konteks ekuilibria jamak
Kegagalan Koordinasi Komplementer: Kebijakan Intervensi Mendalam
  •  Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya komplementaritas menegaskan kemungkinan adanya pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam.
  • Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan, koordinasi pemerintah mungkin tidak akan diperlukan lagi
  • Kebijakan tersebut dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik, atau bahkan menuju tingkat pertumbuhan permanen yang lebih tinggi, yang pada saatnya nanti dapat mencukupi dirinya sendiri (self-sustaining).
  • Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu sering kali dapat mempertahankan proses industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai, bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau melengkapi proses industrialisasi tersebut.
  • Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh anak-anak mencerminkan suatu jenis ekuilibrium yang buruk di antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja.
  • Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam sejumlah kasus, regulasi buruh anak tidak perlu lagi ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak kembali. 
  • Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke perilaku yang terkait dengan ekuilibrium yang buruk, maka pemerintah tidak perlu lagi melanjutkan intervensi yang dirancang untuk mengatasinya.
  • Alih-alih, pemerintah kemudian dapat memusatkan daya upayanya pada masalah krusial yang lain, yang memerlukan peran esensialnya.
  • Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi yang mendalam dapat berarti bahwa: Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi; Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif; Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa masalah ekuilibria jamak sangat menarik perhatian, karena dapat membuat kebijakan pemerintah sangat ampuh dalam mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi.
Kebijakan Intervensi Mendalam: Kegagalan Pemerintah
  •  Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan potensi biaya dari peran publik juga menjadi jauh lebih besar. 
  • Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat, karena kebijakan buruk yang dibuat pada masa kini dapat menjerumuskan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang buruk selama beberapa tahun ke depan. 
  • Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang lebih buruk daripada semula
  • Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya karena: Pemerintah mungkin merupakan bagian terbesar dari masalah dan memainkan peran kunci dalam melestarikan ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah rezim yang sangat korup; Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin mendapatkan keuntungan pribadi dari kebijakan terkait
  • Adalah sangat naif dan bahkan berbahaya jika berharap pemerintah akan menjadi sumber reformasi yang dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik di negara-negara di mana pemerintahnya justru merupakan bagian dari kaitan kompleks ekuilibrium yang buruk. 
  • Bahkan bila pemerintahnya tidak korup, dampak potensial dari kebijakan pemerintah—yang sebenarnya bermaksud baik namun mengandung banyak kelemahan—dapat sangat besar. 
  • Ini terjadi ketika kebijakan tersebut mendorong perekonomian menuju ekuilibrium yang secara fundamental berbeda, yang akan sulit untuk dibalik. 
  • Dalam banyak kasus, inilah problema "pentingnya sejarah" dalam perekonomian yang sedang berkembang—yaitu ketika kondisi-kondisi masa lalu menentukan apa yang mungkin terjadi hari ini

Kebijakan Intervensi Mendalam: Sektor Publik dan Swasta
  •  Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah hal yang nyata, namun kontribusi sektor publik dan swasta terhadap pembangunan juga merupakan hal yang vital
  • Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama (langsung maupun tidak langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan

Kebijakan Intervensi Mendalam
: Komunitas Internasional
  • Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas internasional juga mempunyai peran penting, yaitu memberikan gagasan, model, serta berfungsi sebagai katalis perubahan, dan juga menyediakan dana yang dibutuhkan.

Model-model Baru Pembangunan:
Kontribusi
  •  Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai penyebab dan efek jebakan kemiskinan
  • Pemahaman itu diperoleh dengan cara: Memberi penekanan yang lebih rinci terhadap peran jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda; Menjelaskan peran ekspektasi; Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam; Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran pemerintah dan kendala terhadap efektivitas peran tersebut. 
  • Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi kontribusi yang sesungguhnya dari; Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui penyediaan modal; Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu;
Model-model Baru Pembangunan: Keterbatasan
  • Keterbatasan utama model baru hingga sekarang mungkin adalah bahwa analisis model tersebut memang mendalam, namun implikasinya pada kebijakan praktis masih belum diketahui. 
  • Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk mengharapkan rekomendasi kebijakan yang terinci dari pendekatan-pendekatan ini.
Pemahaman Jebakan Pembangunan
  • Seiring dengan semakin meluasnya pemerintahan yang demokratis di seluruh dunia, pemahaman baru terhadap jebakan pembangunan dapat memberikan panduan bagi rancangan kebijakan yang lebih efektif daripada beberapa tahun yang lalu
  • Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz menyimpulkan: "Dalam kondisi demokratis pun, pemerintah bisa gagal, demikian pula pasar. Namun perkembangan positif yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk mencoba intervensi yang lebih terbatas demi memanfaatkan imbasan antarlembaga, dan untuk mencoba merancang tahapan-tahapan reformasi kebijakan yang akan mempermudah tercapainya ekuilibria yang baik.”

1 komentar: