Jumat, 04 Mei 2012

EKONOMI PEMBANGUNAN II - PERTEMUAN V


EKONOMI PEMBANGUNAN II
Materi Pertemuan V
Oleh: Suprianto

PERTUMBUHAN PENDUDUK
DAN PEMBANGUNAN EKONOMI: PENYEBAB, KONSEKUENSI,
DAN KONTROVERSI
(LANJUTAN...)

Konsekuensi-Konsekuensi Tinggginya Tingkat Fertilitas: Sejumlah Pendapat yang Saling Bertentangan
       Selama bertahun-tahun, telah berlangsung perdebatan sengit di antara para ahli ekonomi pembangunan dan ilmuwan sosial lainnya perihal sejauh mana konsekuensi-konsekuensi yang serius dari pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat.
     Di satu pihak, harus diakui bahwa pertumbuhan penduduk bukan hanya merupakan sumber penyebab utama, apalagi satu-satunya, atas rendahnya taraf hidup, menurunnya kepercayaan diri bangsa, dan mengikisnya kebebasan untuk menentukan pilihan di negara-negara dunia ketiga.
     Di lain pihak, terlalu dini untuk mengatakan bahwa cepatnya laju pertumbuhan penduduk dan kawasan bukan merupakan faktor yang menciptakan atau memperparah ketiga komponen keterbelakangan tersebut, khususnya komponen yang pertama dan komponen yang ketiga.

Argumentasi I : pertumbuhan penduduk bukanlah masalah sebenarnya
  Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain (keterbelakangan, penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan, penyebaran penduduk, dan rendahnya posisi dan status kaum wanita.
    Pertumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja diciptakan oleh badan-badan dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada negara-negara maju.
   Negara-negara kaya berusaha memaksa negara-negara miskin untuk menerapkan program-program pengendalian kelahiran secara agresif, padahal kemajuan ekonomi negara-negara yang sekarang maju dan kaya itu sendiri banyak didukung oleh pertambahan penduduknya yang pesat selama abad kesembilan belas.
     Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang, petumbuhan penduduk justru merupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan.
       Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial yang menjadi sumbe permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian akan menggerakkan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomis (economic of scale) dalam produksi yang menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya-biaya produksi, dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam jumlah yang memadai sehingga pada gilirannya akan merangsang tingkat output atau produksi agregat yang lebih tinggi lagi.

Argumentasi II : pertumbuhan penduduk adalah masalah yang sebenarnya
         Argumentasi garis keras: populasi dan Krisis Global.
Pertambahan penduduk yang tidak dibatasi dianggap sebagai penyebab utama krisis umat manusia dewasa ini (penyebab pokok terjadinya kemiskinan, standar hidup yang rendah, kekurangan gizi, kesehatan buruk, degradasi lingkungan, dan masalah-masalah sosial lainnya.
    Argumentasi Teoritis: siklus populasi-kemiskinan (population-poverty cycle) dan pentingnya Program Keluarga Berencana.
Pertumbuhan penduduk secara cepat menimbulkan berbagai konsekuensi ekonomi yang merugikan, dan mendorong timbulnya berbagai macam masalah ekonomi, sosial, dan psikologis yang melatarbelakangi kondisi keterbelakangan yang menjerat negara-negara berkembang.
Pertumbuhan penduduk menghalangi prospek tercapainya kehidupan yang lebih baik karena mengurangi tabungan rumah tangga dan juga negara.
Pertumbuhan penduduk yang terlampau besar akan menguras kas pemerintah yang sudah sangat terbatas untuk berbagai pelayanan kesehatan, ekonomi dan sosial bagi generasi baru. Melonjaknya beban pembiayaan atas anggaran pemerintah tersebut jelas aka mengurangi kemungkinan dan kemampuan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup generasi dan mendorong terjadinya transfer kemiskinan kepada generasi mendatang yang berasal dari keluarga berpenghasilan menengah ke bawah.
         Argumen Empiris: tujuh konsekuensi negatif dari pertumbuhan penduduk yang pesat.
  1. Menurunkan tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita.
  2. Berdampak negatif terhadap penduduk miskin, terutama yang paling miskin; mereka yang tidak mempunyai lahan atau alat produksi sendiri biasanya merupakan korban pertama dari langkah penghematan anggaran pemerintah.
  3. Keluarga besar dan pendapatan yang rendah mempersempit peluang orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Pada tingkat nasional, pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan distribusi anggaran pendidikan yang semakin kecil, dengan kata lain mengorbankan kualitas demi kuantitas.
  4. Angka fertilitas yang tinggi cenderung merugikan kesehatan ibu dan anak-anaknya.
  5. Penyediaan bahan pangan secara memadai menjadi sulit  jika penduduk terus bertambah dengan pesatnya.
  6. Pertumbuhan penduduk yang pesat ikut memacu proses kerusakan dan pengrusakan lingkungan hidup (penggundulan hutan, pengikisan cadangan bahan bakar kayu, erosi tanah, penyusutan populasi ikan dan hewan-hewan liar,  pencemaran udara, dan pemadatan daerah hunian di perkotaan.
  7. Migrasi Internasional, yang legal maupun yang ilegal merupakan salah satu konsekuensi utama dari ledakan penduduk di negara-negara dunia ketiga.

Sasaran dan Tujuan: menuju suatu konsensus
         Robert Cassen mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul “Population Policy: A New Consensus”:
“Setelah selama beberapa dekade berlangsung perdebatan sengit tentang kebijakan kependudukan, pada akhirnya muncul suatu konsensus antara negara-negara maju dan berkembang yang sepakat bahwa masing-masing pihak akan diuntungkan jika populasi bertambah secara lebih lambat. Konsekuensi-konsekuensi dari ledakan penduduk tidak perlu dibesar-besarkan, namun tidak boleh disepelekan. Peringatan yang berlebihan tentang hal itu di masa  lampau terbukti kontraproduktif, karena pesannya tidak sampai ke telinga pihak-pihak yang hendak dituju; dalam waktu bersamaan, perhatian terhadap masalah penting ini justru akan menyusut”.

Pemikiran Pokok Gagasan Konsensus Internasional
1. Pertumbuhan penduduk bukan merupakan penyebab utama rendahnya taraf hidup masyarakat, kesenjangan pendapatan, atau terbatasnya kebebasan dalam membuat pilihan yang merupakan masalah-masalah pokok negara-negara dunia ketiga. Penyebab fundamental atas masalah tersebut harus ditelusuri dari sifat dasar tata ekonomi dan sosial nasional maupun internasional yang bersifat “dualistik” dan juga pada serangkaian kegagalan yang telah mengandaskan banyak rencana pembangunan yang sengaja dibuat untuk meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan keluarga-keluarga miskin, khususnya kaum wanita.
2.    Persoalan kependudukan tidak semata-mata menyangkut jumlah, akan tetapi juga meliputi kualitas hidup dan kesejahteraan materiil. Dengan demikian, ukuran jumlah penduduk di negara-negara berkembang harus dilihat dalam kerangka keterkaitan kemakmuran negara-negara maju dengan kuantitas, distribusi, dan penggunaan sumber daya dunia, dan bukan hanya dengan sumber daya yang ada di negara-negara berkembang itu sendiri.
3.     Namun, pertumbuhan penduduk yang cepat memang mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh.